Andai aku bukan disabilitas, pasti aku punya banyak teman, banyak sahabat baik.
Andai aku bukan disabilitas, pasti banyak yang sayang aku, mendukung aku, menghargaiku.
Andai aku bukan disabilitas, pasti aku gak akan mengalami diskriminasi, perundungan, hinaan.
Andai aku bukan disabilitas, pasti aku gak akan mengalami putus sekolah.
Andai aku bukan disabilitas, pasti aku sudah wisuda.
Andai aku bukan disabilitas, pasti hal-hal yang menjadi cita-citaku akan tercapai.
Andai aku bukan disabilitas, pasti aku bisa lebih mudah dalam mencari pekerjaan.
Andai aku bukan disabilitas, pasti aku bisa menghasilkan banyak dari kemampuan-kemampuan yang kumiliki.
Andai aku bukan disabilitas, pasti aku bisa membuat orang tuaku bangga atas prestasi dan pencapaianku.
Andai aku bukan disabilitas, pasti banyak hal yang ingin kulakukan bisa dengan mudah aku laksanakan.
Andai aku bukan disabilitas, pasti aku bisa berpergian tanpa diantar, tunggu dan jemput. Bisa mengendarai kendaraan dan memasak makanan kesukaanku.
Andai aku bukan disabilitas, pasti aku gak akan bergantung pada orang lain untuk melakukan hal pribadi yang sebenarnya mudah dilakukan.
Andai aku bukan disabilitas, pasti banyak orang mengapresiasi karya-karyaku.
Andai aku bukan disabilitas, pasti aku tidak akan merasa jadi beban bagi keluargaku.
Andai aku bukan disabilitas, pasti uang yang aku punya lebih dari cukup untuk staycation, shopping, healing dan traveling. Bukan habis untuk biaya berobat ke rumah sakit.
Andai aku bukan disabilitas, saat aku salah sedikit, langsung minta maaf, pasti orang akan memaklumi dan melupakan, kemudian keadaan kembali membaik seolah tidak terjadi apa-apa.
Andai aku bukan disabilitas, saat kumpul bareng pasti aku juga akan didengar.
Andai aku bukan disabilitas, pasti aku gak akan dianggap aib, anak sial, tidak akan merasakan sakitnya difitnah atau dijadikan kambing hitam.
#JurnalIta 